Mengenal Cordyceps, jamur unik di hutan hujan yang mampu mengubah semut menjadi zombie. Simak fakta ilmiah Ophiocordyceps unilateralis di sini.
Pernahkah kamu menonton serial The Last of Us? Di sana, diceritakan manusia berubah menjadi monster mengerikan akibat infeksi jamur. Terdengar fiksi ilmiah belaka? Tunggu dulu.
Di dunia nyata, "Jamur Zombie" itu benar-benar ada. Korbannya bukan manusia, melainkan bangsa semut dan serangga. Nama pembunuh dingin ini adalah Ophiocordyceps unilateralis (atau biasa disebut Cordyceps).
Mari kita masuk ke dalam hutan hujan tropis untuk menyaksikan kisah horor nyata di dunia serangga.
Infeksi yang Mematikan
Kisah bermula ketika spora mikroskopis jamur Cordyceps jatuh menempel pada tubuh seekor semut (biasanya semut tukang kayu). Spora ini kemudian menembus kulit keras semut (eksoskeleton) menggunakan enzim khusus, lalu mulai tumbuh menjalar di dalam tubuh korbannya.
Awalnya, semut tersebut masih beraktivitas seperti biasa. Namun, tanpa disadari, jaringan jamur mulai menggerogoti organ tubuhnya satu per satu, sambil membiarkan organ vital tetap utuh agar inangnya tidak mati terlalu cepat.
Pembajakan Otak (Mind Control)
Inilah bagian yang paling mengerikan. Setelah beberapa hari, jamur Cordyceps mulai mengambil alih sistem saraf pusat semut.
Semut yang malang itu akan mengalami kejang-kejang dan kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. Ia dipaksa berpisah dari koloninya, berjalan sempoyongan seperti zombie, lalu memanjat batang tanaman setinggi kira-kira 25 cm dari tanah.
Kenapa harus 25 cm? Karena itu adalah ketinggian dengan suhu dan kelembapan paling sempurna bagi jamur untuk tumbuh. Sang "dalang" (jamur) sedang menyetir "bonekanya" (semut) ke tempat kematian yang paling strategis.
Gigitan Kematian (The Death Grip)
| Gambar 1. Ilustrasi Death Grip |
Setelah sampai di posisi yang pas, jamur akan memerintahkan otot rahang semut untuk menggigit kuat-kuat urat daun. Ini disebut Death Grip atau Gigitan Kematian.
Begitu rahang terkunci, semut tersebut mati. Tubuhnya tergantung kaku di bawah daun, menjadi "peti mati" sekaligus "rumah" bagi jamur.
Ledakan Spora
Setelah inangnya mati, dari kepala semut itu akan tumbuh tangkai jamur panjang (stroma) yang ujungnya berisi kantung spora. Butuh waktu sekitar 3 minggu hingga tangkai ini matang.
Ketika waktunya tiba, kantung spora akan pecah dan menaburkan jutaan spora mematikan ke bawah—tepat ke jalur di mana koloni semut lain biasa lewat. Siklus horor ini pun terulang kembali.
Begitu cerdasnya strategi ini, sampai-sampai koloni semut yang sehat punya protokol khusus: jika ada temannya yang terlihat sakit atau bertingkah aneh, mereka akan segera menyeretnya jauh-jauh dari sarang dan membuangnya ("karantina paksa") agar tidak menularkan wabah zombie ke seluruh koloni.
Apakah Berbahaya Bagi Manusia?
Kabar baiknya: TIDAK. Jamur Cordyceps sangat spesifik. Satu jenis Cordyceps hanya bisa menyerang satu jenis serangga. Sistem tubuh manusia terlalu panas dan kompleks untuk bisa dikendalikan oleh jamur ini. Jadi, kita aman dari kiamat zombie ala The Last of Us. Justru sebaliknya, beberapa jenis Cordyceps lain (seperti Cordyceps sinensis) malah diburu manusia dengan harga mahal karena dipercaya sebagai obat herbal untuk stamina dan ginjal.
Kesimpulan
| Gambar 2. Ilustrasi Semut Zombie |
Cordyceps mengajarkan kita bahwa alam itu kejam sekaligus jenius. Tanpa jamur zombie ini, populasi serangga mungkin akan meledak tak terkendali dan merusak hutan. Di balik kengeriannya, ia adalah penyeimbang ekosistem yang ulung.
Credit :
Penulis : Titis
Referensi
- BBC Planet Earth - Cordyceps: Attack of the Killer Fungi
- National Geographic - Zombie Parasite Cordyceps Fungus Takes Over Insects
Komentar